Search This Blog

Friday, March 24, 2017

Farm House Susu Lembang

Akhirnya setelah sempat galau jadi ke Farm House atau gak, kita berangkat juga ke sana. Tak dinyanya ternyata Farm House rame banget padahal kita sampai jam 10.30 (menurut mama masih pagi, hehehe). Saat itu panas sangat menyengat dan mama cukup menyesal kenapa tidak bersiap lebih pagi. Alhamdulillah meski cuaca panas dan Hana baru bangun ketika sampai di sini (tentu saja dibangunkan mama), terlepas dari itu semua Hana terlihat sangat senang.


Area Farm House tidak lebih luas dari Floating Market. Jadi saat berjalan-jalan di sini papa sempat nyeletuk "Udah, gini doang?". Hahaha tapi yang lebih penting Farm House menyajikan banyak pengalaman ruang bagi kita, terutama bagi Hana. Berbanding terbalik dengan Floating Market yang mengusung nuansa ketimuran, Farm House mengusung nuansa kebaratan dengan menonjolkan langgam-langgam arsitektur mediterania dan cerita klasik dari berbagai negara di Eropa. Sedangkan konsep karcis masuk kurang lebih sama dengan Floating Market, tetapi minuman yang disajikan di sini hanya susu. "Mau rasa coklat stroberi atau original?", tanya mbak-mbak penjaga di tempat penukaran minuman.


Begitu masuk, kita disuguhi pemandangan air terjun buatan yang ciamik. Pemandangan ini adalah momen berfoto yang bagus, tapi berhubung hari sangat panas sementara pepohonan di sekitar air terjun minim, kita memilih melanjutkan perjalanan. Ada 3 jalan yang terlihat di depan kita, ke kiri menuju arena gembok cinta, lurus menuju gathering space dan kebun bunga, ke kanan menuju koleksi hewan ternak dan food trucks.

Rumah Stroberi Cihideung


Setelah mengunjungi Floating Market, kita menuju Rumah Stroberi untuk menginap. Akses tercepat dari floating market ke rumah stroberi ditempuh lebih kurang 30 menit melalui jalan Kolonel Masturi (jalan arteri yang menghubungkan kota Cimahi dan Lembang). Dengan mengandalkan google maps (sempat nyasar dan bertanya-tanya ke penduduk sekitar), akhirnya kita sampai di Rumah Stroberi pukul 20.30.

Thursday, March 23, 2017

Floating Market Lembang

Jadi ceritanya hari Minggu tanggal 26/03 tante Nadia (sepupu mama) nikah. Berhubung papa ga dibolehkan ambil cuti di hari Senin (padahal hari Senin itu hari kejepit soalnya Selasa Nyepi), agenda ke Bandung pun dimajukan jadi hari Kamis. Kita memutuskan jalan-jalan ke Floating Market setelah sebelumnya papa beresin urusan pajak motor dulu di Slipi.

Floating Market adalah salah satu tempat wisata di Lembang yang dibuka sejak tahun 2012. Konsepnya mengusung pasar terapung yang banyak berada di daerah Kalimantan dan Thailand. Karna peruntukannya sebagai tempat wisata, Floating Market tidak sekedar menyajikan pasar terapung tetapi juga wahana permainan dan aneka taman. Nuansa yang diusung dalam Floating Market adalah nuansa ketimuran, dengan memadumadankan taman bergaya Zen (taman kering Jepang yang didominasi pasir) dengan kolam. Di sudut lain dapat ditemui deretan bambu Jepang dan taman batu yang disusun sedemikian rupa.

Kita sampai di sini tepat adzan ashar. Hari ini ga begitu ramai,  malah kata salah satu pekerjanya cendrung sepi. Justru Hana suka sama suasana privat. Tapi sayanganya karna kita sampai di sini sore, kita gak sempat ngelilingin semua sudut. Ini beberapa sudut yang sempat kita kunjungi  :

Sunday, March 19, 2017

Museum Satria Mandala

Edisi jalan-jalan kali ini adalah wisata sejarah. Mengingat pesan mendiang Soekarno, Bangsa yang Besar adalah Bangsa yang Menghormati Jasa Pahlawannya, mama dan papa pun berinisiatif membawa Hana mengunjungi museum. 

Halah, alesan sok keren si mama. Yang suka mengunjungi museum itu ya mama. Mama suka yang berbau konvensional kayak nulis di blog ini (bukan update sosmed kekinian macem path dan instagram - tapi mungkin suatu saat mama berubah pikiran). Jadi jalan-jalan ke museum adalah memenuhi hasrat kekonvensional-an mama. Dan juga itung-itung sebagai upaya mengenang masa lalu kemudian terjebak di ruang nostalgia. Nggak gak tentu saja bukan itu. Sebenernya sih jalan-jalan kali ini hanyalah agenda tambahan selepas acara nikahan tante Sara. Kebetulan lokasi pernihakahannya berdekatan dengan Museum Satria Mandala. Dan lagi, jalan-jalan ke museum itu murah tapi kaya manfaat 👴.

Wednesday, March 15, 2017

13 - 18 Bulan Hana

Tepat tanggal 5 Maret 2017, Hana berusia 17 bulan. Mama berusaha mendokumentasikan pertumbuhan dan perkembangan Hana berdasarkan beberapa literatur. Berikut perkembangan Hana menurut pengamatan mama.



PERTUMBUHAN
Berat badan      : 8,9 kg
Tinggi badan     :
Lingkar kepala  :

Gigi                   :
Ini gigi-gigi Hana sekarang!
(Warna putih udah tumbuh, abu-abu belom)

Saturday, March 11, 2017

Wisata Hutan Gunung Pinang

Di hari sabtu yang suntuk, Hana mondar-mandir lihat keluar. Mungkin ga betah di dalam rumah dan pengen main seperti biasa. Melihat itu, mama pun nyeletuk "Jalan-jalan yuk Pa!". Papa langsung nyahut, "mau k mana?" "Terserah", jawaban standar para cewek. Kemudian papa mulai nyebutin tempat-tempat wisata dan akhirnya tersebutlah wana wisata gunung Pinang. Secara impulsif, kita pun berangkat dengan tak lupa menyiapkan bekal seadanya.

Baru mulai jalan Hana langsung minta mimi dan kemudian tertidur. Mama sibuk lihat peta di google maps dan papa nyetir. Kita melewati alun-alun Kramatwatu di wilayah kab. Serang kemudian belok kiri menuju perumahan gunung Pinang.

Sunday, March 5, 2017

Portofolio Anak

Portofolio adalah dokumentasi atau rekam jejak sebuah proses, yang berisi penjabaran dari pencapaian-pencapaian seseorang. Jejak Hana ini adalah sebuah portofolio yang mama persembahkan untuk Hana. Mama masih belum tahu isinya akan jadi seperti apa, yang pasti Jejak Hana akan mengulas aktivitas-aktivitas Hana atau sesuatu yang mama papa buat untuk Hana.