Akhirnya setelah sempat galau jadi ke Farm House atau gak, kita berangkat juga ke sana. Tak dinyanya ternyata Farm House rame banget padahal kita sampai jam 10.30 (menurut mama masih pagi, hehehe). Saat itu panas sangat menyengat dan mama cukup menyesal kenapa tidak bersiap lebih pagi. Alhamdulillah meski cuaca panas dan Hana baru bangun ketika sampai di sini (tentu saja dibangunkan mama), terlepas dari itu semua Hana terlihat sangat senang.
Area Farm House tidak lebih luas dari Floating Market. Jadi saat berjalan-jalan di sini papa sempat nyeletuk "Udah, gini doang?". Hahaha tapi yang lebih penting Farm House menyajikan banyak pengalaman ruang bagi kita, terutama bagi Hana. Berbanding terbalik dengan Floating Market yang mengusung nuansa ketimuran, Farm House mengusung nuansa kebaratan dengan menonjolkan langgam-langgam arsitektur mediterania dan cerita klasik dari berbagai negara di Eropa. Sedangkan konsep karcis masuk kurang lebih sama dengan Floating Market, tetapi minuman yang disajikan di sini hanya susu. "Mau rasa coklat stroberi atau original?", tanya mbak-mbak penjaga di tempat penukaran minuman.
Begitu masuk, kita disuguhi pemandangan air terjun buatan yang ciamik. Pemandangan ini adalah momen berfoto yang bagus, tapi berhubung hari sangat panas sementara pepohonan di sekitar air terjun minim, kita memilih melanjutkan perjalanan. Ada 3 jalan yang terlihat di depan kita, ke kiri menuju arena gembok cinta, lurus menuju gathering space dan kebun bunga, ke kanan menuju koleksi hewan ternak dan food trucks.