Search This Blog

Sunday, March 19, 2017

Museum Satria Mandala

Edisi jalan-jalan kali ini adalah wisata sejarah. Mengingat pesan mendiang Soekarno, Bangsa yang Besar adalah Bangsa yang Menghormati Jasa Pahlawannya, mama dan papa pun berinisiatif membawa Hana mengunjungi museum. 

Halah, alesan sok keren si mama. Yang suka mengunjungi museum itu ya mama. Mama suka yang berbau konvensional kayak nulis di blog ini (bukan update sosmed kekinian macem path dan instagram - tapi mungkin suatu saat mama berubah pikiran). Jadi jalan-jalan ke museum adalah memenuhi hasrat kekonvensional-an mama. Dan juga itung-itung sebagai upaya mengenang masa lalu kemudian terjebak di ruang nostalgia. Nggak gak tentu saja bukan itu. Sebenernya sih jalan-jalan kali ini hanyalah agenda tambahan selepas acara nikahan tante Sara. Kebetulan lokasi pernihakahannya berdekatan dengan Museum Satria Mandala. Dan lagi, jalan-jalan ke museum itu murah tapi kaya manfaat 👴.




Museum Satria Mandala diresmikan oleh Soeharto pada tahun 1972 untuk mengabadikan sejarah perjuangan TNI. Benda-benda yang dipajang di museum meliputi atribut TNI (panji-panji dan lambang), senjata ringan maupun berat, kendaraan-kendaraan yang digunakan dalam berjuang serta diorama-diorama perjuangan. Jadi, jangan heran kalau isinya sangat berbau militer.

Untuk karcis masuk kita dikenakan tarif sebesar Rp 20.000,- (yang kemungkinan termasuk pungli didalamnya, karna karcisnya ga dikasih 😐).

Ada 3 zona yang sempat kita amati dalam museum ini, yaitu :
1. Bangunan diorama I
Ini adalah bangunan utama dari komplek museum. Bangunan ini terlihat dari area depan sehingga loket karcis diletakkan di sini. Ruang pamer dalam bangunan terdiri dari diorama sejarah perjuangan kemerdekaan, area kehormatan terhadap beberapa pahlawan (Soeharto, Jendral Soedirman, Oerip Soemohardjo, dkk), panji-panji dan atribut kemiliteran serta ruang senjata.

Tentu saja Hana belum mengerti apa maksud diorama-diorama tersebut. Hana cuma sibuk nunjuk-nunjuk sembari berteriak senang "Patung... Patung...". Begitu pun di ruang senjata, "Dor... Dor..."
2. Bangunan diorama II dan III
Lantai 1 dari bangunan ini berisi diorama perjuangan TNI dalam meredam pemberontakan. Secara umum ada 3 perjuangan yang dibahas dalam diorama-diorama tersebut yaitu terhadap komunis (peristiwa lubang buaya, penangkapan DN Aidit, dll) dan DI/TII atau Tentara Islam Indonesia (perang Gayo, penangkapan imam Kartosuwiryo, dll) serta perjuangan pengukuhan kesatuan Indonesia (perebutan benteng Ambon, dll). Sementara, lantai 2 dari bangunan ini sangat gelap, sehingga kita memutuskan untuk tidak ke atas..

3. Ruang Pamer Senjata Berat dan Kendaraan
Ruang ini berupa area luar yang menyatu dengan alam, yang berisi senjata berat seperti meriam, tanker, mobil penembak serta kendaraan berupa mobil, kapal, dan pesawat perintis. Hana suka sekali berada di ruang ini. Hana mondar-mandir sembari menunjuk "Wawat... Mobing..." Tapi tak menunggu lama, Hana mulai rewel karna mengantuk. "Mimi... mimi... mimi...", seru Hana. Karna itu kita bergegas untuk pulang.







No comments:

Post a Comment