Search This Blog

Thursday, March 23, 2017

Floating Market Lembang

Jadi ceritanya hari Minggu tanggal 26/03 tante Nadia (sepupu mama) nikah. Berhubung papa ga dibolehkan ambil cuti di hari Senin (padahal hari Senin itu hari kejepit soalnya Selasa Nyepi), agenda ke Bandung pun dimajukan jadi hari Kamis. Kita memutuskan jalan-jalan ke Floating Market setelah sebelumnya papa beresin urusan pajak motor dulu di Slipi.

Floating Market adalah salah satu tempat wisata di Lembang yang dibuka sejak tahun 2012. Konsepnya mengusung pasar terapung yang banyak berada di daerah Kalimantan dan Thailand. Karna peruntukannya sebagai tempat wisata, Floating Market tidak sekedar menyajikan pasar terapung tetapi juga wahana permainan dan aneka taman. Nuansa yang diusung dalam Floating Market adalah nuansa ketimuran, dengan memadumadankan taman bergaya Zen (taman kering Jepang yang didominasi pasir) dengan kolam. Di sudut lain dapat ditemui deretan bambu Jepang dan taman batu yang disusun sedemikian rupa.

Kita sampai di sini tepat adzan ashar. Hari ini ga begitu ramai,  malah kata salah satu pekerjanya cendrung sepi. Justru Hana suka sama suasana privat. Tapi sayanganya karna kita sampai di sini sore, kita gak sempat ngelilingin semua sudut. Ini beberapa sudut yang sempat kita kunjungi  :

1. Area Kuliner
Area Kuliner Floating Market
Setelah membayar karcis sebesar Rp 40.000,- (2 orang + 1 mobil), kita masuk dan berjalan ke arah utara menuju area kuliner. Oya, karcis masuk tersebut bisa ditukarkan dengan minuman di area depan. Jadi kita masuk sambil menenteng 2 gelas minuman. 

Sebenernya kita ke area ini bukan mau makan tapi mau berteduh. Di sisi selatan dari area kuliner ini terdapat saung-saung kecil yang bisa digunakan untuk duduk-duduk. Bergantian sholat Ashar dengan papa, mama menjaga Hana di saung ini. 


2. Musholla

Musholla di dalam keseluruhan area ada dua, satu di depan (arah utara) dan satu lagi di dalam (arah selatan). Kita sholat Ashar di musholla yang berada di arah utara. Berdekatan dengan area kuliner yang mama sebutkan tadi.


3. Taman Jepang Kyotoku

Kolam Ikan Koi
Taman Kyotoku

Setelah sholat Ashar, kita berjalan ke arah timur dan masuk ke taman kyotoku. Taman ini adalah sebuah taman terapung yang kental dengan budaya Jepang. Terdapat minka (rumah Jepang) berisi studio foto serta tempat penyewaan yukata dan hanbok. Minka dapat diakses melalui floating deck dari material bambu yang juga menghubungkan beberapa tempat lainnya, yaitu toko souvenir, taman batu, taman angsa dan kolam ikan koi. Hana sangat senang berada di sini. Beberapa kali terdengar teriakan Hana yang diselingi tawa riang, "Bebek bebek bebek. Ikan ikan ikan..."

4. Taman Batu The Rock

Bersebrangan dengan pintu masuk taman Kyotoku, ada taman batu sebagai spot berfoto. Taman ini dipenuhi batu-batu berukuran besar yang disusun sedemikian rupa. Di sisi barat terdapat akses dek dari susunan potongan kayu yang melingkari taman. Karena penataan tamannya sangat menarik, beberapa pengunjung sengaja menyewa hanbok dan berfoto di area ini. Tentu saja, kita juga tidak mau ketinggalan berfoto (meski ga ikutan nyewa hanbok 😝).

5. Wahana Air


Wahana air terdapat di sisi timur, paling belakang dari keseluruhan area. Wahana air dapat dinaiki setelah membeli kepingan koin senilai Rp 5.000 - Rp 20.000 yang nantinya dapat ditukarkan dengan makanan. Wahana air terdiri dari paddle boat, sepeda air, canoe, sampan, dan kereta air.

Berhubung Hana masih kecil dan harus dijaga terus, mama papa memutuskan untuk naik kereta air saja karna wahana lain harus dinahkodai sendiri. Karcis kereta air dihargai Rp 20.000/ orang dan dapat dinaiki jika ada minimal 5 penumpang. Tak menunggu lama (karna saat itu kita sempat cek ke lokasi dulu dan ternyata sudah ada 5 calon penumpang), kita pun menaiki kereta ini. Kereta ini berbentuk sampan-sampan yang dikaitkan dengan besi. Terdapat 8 sampan yang saling mengait dan dikendalikan oleh 1 nahkoda serta dijaga oleh 2 orang pengawas (di tengah dan di belakang). Jalur kereta berkeliling ke seluruh area.

Menaiki kereta ini, Hana terlihat sangat senang. Sambil berpegangan di tiang, Hana berdiri dan melambaikan tangan. Terkadang Hana penasaran ingin mencelupkan tangan ke dalam air. Karna berat Hana masih 10kg, yang artinya ga begitu berpengaruh sama keseimbangan sampan jadi mama biarkan saja. Tapi sesekali mama dagdigdug juga karna bahaya loh nak...


6. Floating Market

Terakhir sebelum adzan maghrib berkumandang, kita menukarkan koin dengan makanan di area floating market. Area ini merupakan center area, jadi letaknya persis di tengah site. Di sini kita membeli sate (untuk papa) dan gado-gado (untuk mama). Sebagai cemilan dan penghabisan koin kita membeli tahu gejrot. Ketiganya dapat dibeli dengan menukar koin seharga Rp 60.000, cukup murah kan.. Tapi di sini Hana cuma makan kerupuk dan icip-icip dikit. Mungkin udah kenyang ngemil ayam KFC sama chocolatos tadi sore.

Setelah makan, kita langsung menuju musholla terdekat (di arah selatan) untuk sholat maghrib. Dan karna hari sudah gelap sementara penerangan di sini sangat minim (mungkin gak dinyalakan karna pengunjungnya sedikit), kita pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke penginapan Rumah Stroberi.

Lain kali kalau ke Floating Market lagi kita kunjungi sudut-sudut yang belum sempat dilihat dan coba wahana yang belum dinaiki yuk! 😉

No comments:

Post a Comment